CC201 Generasi I
Lokomotif CC201 Generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada
tahun 1977 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan
peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari
pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut.
Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga
menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh
menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian
depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif
yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko
yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani
perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan. Ciri-ciri CC201 Generasi
I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada
mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cow
hanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA
(pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah
dipasangi lampu kabut (di antaranya CC201 seri 05, 17, 18R, 20, 23, 24, &
26R).
CC201 Generasi II
CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34
unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi
I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk
persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak
memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan
akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah dipasangi lampu kabut
(di antaranya CC201 seri 46, 55, 60, 61, 62, 64, & 70).
Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif
yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu:
pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan
dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca
depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat
satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang
melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah
menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit
mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok
menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut
sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan.
Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal
Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai
bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif
tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani
PA (Pemeliharaan Akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah
dimutasi ke Tanjung Karang (TNK), Lampung untuk memenuhi kebutuhan angkutan
barang di sana.
CC201 Generasi
III
Didatangkan pada
tahun 1991-1992 sebanyak 21 buah bernomor seri 91 sampai 110 dan 120. Untuk
CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa, sedangkan CC201 120 terdapat di Sumatera,
yaitu di Dipo lokomotif Tanjung Karang (TNK). CC201 98, 101, dan 102 yang
sebelumnya milik Dipo lokomotif BD dan JNG kini telah dimutasi ke Kertapati
(KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.
Ciri-ciri CC201
generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger
seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif
ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya
berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat
berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara
untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya.
CC201 Rehab (Eks
BB203)
Lokomotif jenis
ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari
lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004. Bentuk, ukuran, dan
komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan
adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’-Co’ di mana setiap
bogienya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A),
di mana setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar
dalam setiap bogienya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif
CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor
traksi.
Di Dipo Induk
SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga
dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif
CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 120 yang
merupakan CC201 asli serta CC201 98, 101, dan 102 yang merupakan CC201 asli
pindahan dari Jawa.
Untuk
ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II. Yang
membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor
seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif
tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.
Pengecualian
untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai
kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201.
Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203.
Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah
diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan
kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.
CC201 versi
Divre III (Sumatera Selatan)
Umumnya
Lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk yang sama dengan BB203, namun tidak
untuk di Sumatera Selatan (DIVRE III). Beberapa lokomotif CC201 di sana
memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa. Dari bentuk body memang
tidak berbeda, namun dari bentuk eksterior maupun interior kabin CC201 di DIVRE
III sangat persis dengan CC203 (wide cab). Lokomotif CC201 yang memiliki
eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, CC201 111R, CC201 120R, CC 201 129R,
CC201 130R, CC201 137R.
Spesifikasi Lokomotif CC 201
- Lebar sepur
(track gauge): 1067 mm
- Panjang body:
14134 mm
- Jarak antara
alat perangkai: 15214 mm
- Lebar badan
(body): 2642 mm
- Tinggi maksimum:
3636 mm
- Jarak gandar:
3304 mm
- Jarak antar
pivot: 7680 mm
- Diameter roda
penggerak: 914 mm
- Diameter roda
idle: -
- Tinggi alat
perangkai: 770 mm
- Berat kosong: 78
ton
- Berat siap: 84
ton
- Berat adhesi: 84
ton
- Tipe: GE-7FDL8 (
Ford-Donaldson Diesel Eng. Corp )
- Jenis: 4
langkah, turbocharger
- Daya Mesin: 1950
HP
- Daya ke
generator/converter: 1825 HP
- Jumlah motor
traksi: 6
- Tipe motor: GE
761, arus searah ( DC-DC )
- Gear ratio: 90 :
21
- Tipe generator:
GT 581
- Kecepatan
maksimum: 120 km/jam
- Gaya tarik
maksimum (adhesi): 17640 kgf
- Kecepatan
minimum kontinu: 24 km/jam
- Jari-jari
lengkung terkecil: 56.7 m
- Bahan bakar:
3028 liter
- Minyak pelumas:
984 liter
- Air pendingin:
684 liter
- Sistem rem:
Udara tekan, dinamik, parkir
- Tipe kompresor:
Gardner Denver WBO
CC 201 yang sudah tidak beroperasi
- Dua buah
lokomotif CC201, yaitu CC201 33 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan
Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC201 35 yang menarik
rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan
di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu pada tanggal 21 Januari
1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut
digunakan untuk menggantikan komponen CC201 yang masih beroperasi karena
kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.
- CC201 121R yang
menarik KA Fajar Utama Express Lampung mengalami PLH tabrakan dengan beberapa
gerbong rangkaian KA barang Babaranjang yang tertinggal di petak
Kertapati-Tanjung Karang, Lampung, pada bulan Maret 2005.
- CC 201 83R (CC
201 89 11) yang menarik KA Babaranjang dari Kertapati tujuan Sukacinta langsung
bertabrakan dengan CC 202 16 (CC 202 90 01) pada bulan Februari 2012. Dari PLH
tersebut CC 202 16 terbakar dan CC 201 83R ringsek, akibatnya CC 201 83R
tersebut tidak beroperasi.
Sumber : Id.wikipedia.com