Jumat, 05 Oktober 2012

Pesan Tiket KA dapat melalui Internet


Pemesanan tiket melalui internet yaitu dengan membuka situs resmi PT KAI di www.kereta-api.co.id atau agen online resmi PT KAI di www.tiket.com . Calon penumpang cukup memilih stasiun keberangkatan, stasiun tujuan, tanggal keberangkatan, dan jumlah penumpang melalui web tersebut. Setelah mengisi data diri yang sesuai identitas, calon penumpang akan mendapatkan kode pembayaran yang selanjutnya dapat dibayarkan melalui ATM Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, BII, CIMB Niaga, OCBC NISP, Panin, BPR-KS, BPD DIY, BCA Klik Pay atau menggunakan Kartu Kredit VISA / Master Card. Setelah pembayaran anda akan mendapatkan notifikasi melalui email. cetak email notifikasi tersebut dan tukarkan dengan tiket KA di stasiun terdekat. Pembelian melalui Situs resmi PT KAI dapat dilakukan untuk keberangkatan H-2 sampai H-90. Pembelian melalui Situs Tiket.com dapat dilakukan untuk 6 Jam sebelum keberangkatan sampai H-90.
Sumber : www.kereta-api.co.id

CC 201


Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

Penggunaan di Indonesia


Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:
  • CC201 Generasi I
  • CC201 Generasi II
  • CC201 Generasi III
  • CC201 Rehab (Eks BB203)
CC201 Generasi I

Lokomotif CC201 Generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan. Ciri-ciri CC201 Generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cow hanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah dipasangi lampu kabut (di antaranya CC201 seri 05, 17, 18R, 20, 23, 24, & 26R).

CC201 Generasi II

CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah dipasangi lampu kabut (di antaranya CC201 seri 46, 55, 60, 61, 62, 64, & 70).
Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu: pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (Pemeliharaan Akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Tanjung Karang (TNK), Lampung untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.

CC201 Generasi III

Didatangkan pada tahun 1991-1992 sebanyak 21 buah bernomor seri 91 sampai 110 dan 120. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa, sedangkan CC201 120 terdapat di Sumatera, yaitu di Dipo lokomotif Tanjung Karang (TNK). CC201 98, 101, dan 102 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif BD dan JNG kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.
Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya.

CC201 Rehab (Eks BB203)

Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004. Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’-Co’ di mana setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogienya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi.
Di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 120 yang merupakan CC201 asli serta CC201 98, 101, dan 102 yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.
Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.
Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.

CC201 versi Divre III (Sumatera Selatan)

Umumnya Lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk yang sama dengan BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (DIVRE III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa. Dari bentuk body memang tidak berbeda, namun dari bentuk eksterior maupun interior kabin CC201 di DIVRE III sangat persis dengan CC203 (wide cab). Lokomotif CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, CC201 111R, CC201 120R, CC 201 129R, CC201 130R, CC201 137R.

Spesifikasi Lokomotif CC 201


  • Dimensi

  1. Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
  2. Panjang body: 14134 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 15214 mm
  4. Lebar badan (body): 2642 mm
  5. Tinggi maksimum: 3636 mm
  6. Jarak gandar: 3304 mm
  7. Jarak antar pivot: 7680 mm
  8. Diameter roda penggerak: 914 mm
  9. Diameter roda idle: -
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm

  • Berat

  1. Berat kosong: 78 ton
  2. Berat siap: 84 ton
  3. Berat adhesi: 84 ton

  • Motor Diesel

  1. Tipe: GE-7FDL8 ( Ford-Donaldson Diesel Eng. Corp )
  2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
  3. Daya Mesin: 1950 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1825 HP

  • Motor Traksi/Converter

  1. Jumlah motor traksi: 6
  2. Tipe motor: GE 761, arus searah ( DC-DC )
  3. Gear ratio: 90 : 21
  4. Tipe generator: GT 581

  • Kinerja

  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 17640 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 56.7 m

  • Kapasitas

  1. Bahan bakar: 3028 liter
  2. Minyak pelumas: 984 liter
  3. Air pendingin: 684 liter

  • Lain-lain

  1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

CC 201 yang sudah tidak beroperasi


  1. Dua buah lokomotif CC201, yaitu CC201 33 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC201 35 yang menarik rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu pada tanggal 21 Januari 1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut digunakan untuk menggantikan komponen CC201 yang masih beroperasi karena kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.
  2. CC201 121R yang menarik KA Fajar Utama Express Lampung mengalami PLH tabrakan dengan beberapa gerbong rangkaian KA barang Babaranjang yang tertinggal di petak Kertapati-Tanjung Karang, Lampung, pada bulan Maret 2005.
  3. CC 201 83R (CC 201 89 11) yang menarik KA Babaranjang dari Kertapati tujuan Sukacinta langsung bertabrakan dengan CC 202 16 (CC 202 90 01) pada bulan Februari 2012. Dari PLH tersebut CC 202 16 terbakar dan CC 201 83R ringsek, akibatnya CC 201 83R tersebut tidak beroperasi.
Sumber : Id.wikipedia.com








Kamis, 04 Oktober 2012

CC 203


Lokomotif CC203 buatan General Electric dengan seri U20C merupakan pengembangan desain dari lokomotif CC201, yaitu pada bentuk kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.
Lokomotif ini bergandar Co'Co', artinya lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor tersendiri.
Yang membedakan lokomotif ini dengan lokomotif lainnya adalah lokomotif CC203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbo charger sehingga dayanya sebesar 2150 HP. Selain itu, kecuali CC 203 31 - CC 203 34, terdapat logo Kementerian Perhubungan di bagian depannya yang merupakan ciri khas yang mencolok pada lokomotif ini sebab pembuatan lokomotif ini selain didanai oleh perusahaan General Electric sendiri juga dibantu dengan dana dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan.
Indonesia membuat lokomotif ini sejak tahun 1995-2000. Terdiri dari 4 generasi, yaitu:
  • CC203 generasi I (tahun 1995, 12 unit, nomor seri 01-12)
  • CC203 generasi II (tahun 1996-1998, 18 unit, nomor seri 13-30)
  • CC203 generasi III (tahun 1999, 7 unit, nomor seri 31-37)
  • CC203 generasi IV (tahun 2000, 4 unit, nomor seri 38-41)

Sampai saat ini jumlahnya adalah 37 buah di Jawa dan 4 buah di Sumatera Selatan. Lokomotif ini terdapat di: Dipo Induk No. Lokomotif Jatinegara (JNG) CC 203 12 (no. baru: CC 203 95 12), CC 203 13, CC 203 15, CC 203 17 - CC 203 19 (no. baru: CC 203 98 07), CC 203 20,CC 203 21 (no. baru: CC 203 98 09), CC 203 22 - CC 203 25 (no. baru: CC 203 98 13), CC 203 26, CC 203 27, & CC 203 36 (no. baru: CC 203 01 06) Bandung (BD) CC 203 02 (no. baru: CC 203 95 02), CC 203 03, CC 203 04 (no. baru: CC 203 95 04), CC 203 05 (no. baru: CC 203 95 05), CC 203 06 - CC 203 08 (no. baru: CC 203 95 08), CC 203 09 - CC 203 11, & CC 203 41 (no. baru: CC 203 02 04) Cirebon (CN) CC 203 35 Semarang Poncol (SMC) CC 203 28 (no. baru: CC 203 98 16), CC 203 29 (no. baru: CC 203 98 17), & CC 203 30 Yogyakarta (YK) CC 203 01, CC 203 14 (no. baru: CC 203 98 02), & CC 203 16 Sidotopo (SDT) CC 203 37 - CC 203 40 Tanjung Karang (TNK) CC 203 31 - CC 203 34 (berwarna hijau dan milik PT. TEL)
Sumber : id.wikipedia.org

TGV

Train à Grande Vitesse (disingkat TGV) adalah kereta cepat Perancis (bahasa Perancis: train à grande vitesse, yang berarti kereta kecepatan tinggi). Dikembangkan oleh Alstom dan SNCF, dan dioperasikan oleh SNCF, Perusahaan rel Nasional Perancis. Kereta ini menghubungkan kota-kota di Perancis terutama Paris, dan juga negara-negara tetangga, seperti Belgia, Jerman, dan Swiss. TGV atau kereta yang berdasarkan TGV juga beroperasi di Belanda, Korea Selatan, Spanyol, dan Britania Raya dan Amerika Serikat. Kereta TGV diproduksi oleh Alstom. TGV adalah kereta penumpang, namun ada juga yang digunakan untuk pengiriman surat antara Paris dan Lyon.

Sejarah 


Ide TGV pertama kali diusulkan pada 1960-an. Prototipe pertama, dikenal dengan TGV 001, menggunakan turbin gas dan memproduksi listrik sendiri dari minyak, tapi setelah krisis energi 1973 dan peningkatan harga minyak yang tinggi, ide ini dianggap tidak praktis. Prototipe listrik pertama diselesaikan pada 1974, dengan versi akhir diantar pada 1980 dan pelayanan pertama dibuka umum antara Paris dan Lyon pada 27 September 1981.
Sejak itu, jalur lain menuju Tours/Le Mans, Calais, Brussels dan Marseille telah dibuka. Jalur menuju Strasbourg sedang dalam pembangunan. Dan juga jalur lain ke luar Perancis yang sedang dibangun ada menuju London, Cologne, dan Amsterdam. Pengembangan lebih lanjut ke spanyol dan Italia masih dalam perencanaan.
TGV bukan kereta cepat pertama, karena Shinkansen Jepang yang menghubungkan Tokyo dan Osaka telah dibuka sejak 1 Oktober 1964, hampir 17 tahun lebih awal dari TGV.

Armada


Kereta TGV ini berbentuk semi permanen dengan dua kereta bertenaga di setiap ujungnya, dengan menggunakan bogie Jacobs di setiap rangkaian kereta, dapat memudahkan kereta berjalan mulus. Dan di akhir rangkaian, kereta memiliki bogie tersendiri. Kereta TGV bisa diperpanjang dengan rangkaian dua TGV yang lain secara bersama-sama, dengan menggunakan coupler(perangkai) tersembunyi yang berada di moncong(hidung) daripada kereta TGV tersebut.
Desain ini dimaksudkan menguntungkan selama perjalanan, agar kereta dapat berjalan mulus di rel dan tidak keluar jalur. Sebaliknya kereta biasa, dapat dirangkai menggunakan alat perangkai dan jack-knife, seperti yang terjadi pada bencana kereta di Eschede.
Kelemahan dari desain kereta ini adalah bahwa sulit untuk membagi set kereta. Sementara kereta listrik TGV dapat dipindah dari kereta utama dengan prosedur uncoupling standar, dan peralatan depot khusus diperlukan untuk membagi kereta, dengan mengangkat kereta sekaligus. Setelah uncoupled, salah satu kereta terakhir dibiarkan tanpa bogie split, jadi bagian bogie diperlukan untuk mendukungnya.
Saat ini beroperasi sekitar 550 TGV. Berikut beberapa TGV yang beroperasi di sekitar Perancis :
  • TGV Sud-Est (penumpang) dan TGV La Poste (Barang),
  • TGV Atlantique (10 sampai 8 kereta)
  • TGV Réseau (mirip dengan Atlantique, tetapi hanya 8 kereta)
  • TGV TMST (Three Capitals dan North of London),
  • TGV Duplex (dua lantai untuk penumpang lebih banyak),
  • Thalys PBA dan PBKA (negara Benelux, dioperasikan menggunakan TGV Réseau and Duplex),
  • TGV POS (Paris-Ostfrankreich-Süddeutschland, atau Paris-Eastern France-Southern Germany).
  • TGV 2N2 (peningkatan daripada TGV Duplex).

"TGV" di luar Perancis


Teknologi TGV telah diadopsi beberapa negara:
  • Thalys, menghubungkan Perancis ke Belgia, Jerman dan Belanda
  • Eurostar, menghubungkan Britania Raya ke Perancis dan Belgia
  • AVE, jaringan kecepatan tinggi di Spanyol
  • KTX, jaringan kecepatan tinggi di Korea Selatan
  • Acela Express, kereta mengambang kecepatan tinggi di Amerika Serikat yang menggunakan teknologi motor TGV (meskipun lainnya tidak berhubungan)
  • Shinkansen , kereta kecepatan tinggi di Jepang .
Sumber : id.wikipedia.org


INFO SINGKAT KERETA API INDONESIA


PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi UU No. 13/1992 yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2008 PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan pemisahan Divisi Jabotabek menjadi PT Kereta Api Commuter Jabotabek (KCJ) untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya. selama tahun 2008 jumlah penumpang melebihi 197 juta
Pemberlakuan UU Perkeretaapian No. 23/2007 secara hukum mengakhiri monopoli PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.

Sejarah Singkat Kereta Api Indonesia


Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari Jepang.
Pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya menegaskan bahwa mulai hari itu kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia sehingga Jepang sudah tidak berhak untuk mencampuri urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Nama DKARI kemudian diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Nama itu diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada tanggal 15 September 1971. Pada tanggal 2 Januari 1991, nama PJKA secara resmi diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) dan semenjak tanggal 1 Juni 1999 diubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) sampai sekarang.

Jalur Kereta Api di Indonesia


PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan kereta api di wilayah provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung serta semua provinsi di Jawa.
Jalur-jalur utama ini menghubungkan kota Medan dengan Rantauprapat, Padang dengan Pariaman, Bandar Lampung dengan Lubuklinggau dan Palembang, Jakarta dengan Surabaya melalui Semarang maupun Yogyakarta, dan Surabaya dan Malang dan Banyuwangi.
Panjang keseluruhan jalur kereta api di Indonesia adalah 7583 kilometer. Lebih dari 2500 kilometer jalur telah ditutup, sebagian besarnya adalah jalur cabang yang dianggap tidak menguntungkan bila tetap dipergunakan. Pada saat ini (2008) Departemen Perhubungan sedang melakukan pembangunan jalur ganda di Pulau Jawa, yang diharapkan akan selesai pada tahun 2025. Jalur yang sudah diselesaikan adalah Jakarta-Cirebon, Cikampek-Purwakarta, Kutoarjo-Surakarta dan Tegal-Brebes, Surabaya-Malang. Pada saat ini jalur Brebes-Pemalang, Kutoarjo-Kroya dan Kroya-Prupuk sedang dikerjakan.
Sumber : id.wikipedia.org

Shinkansen


Shinkansen (新幹線, sering dipanggil kereta peluru) adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways.
Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertinggi bisa mencapai 300 km/jam.
Nama Shinkansen sering digunakan untuk menyebut nama kereta nya, sebenarnya dalam bahasa Jepang berarti nama dari jalur kereta api tersebut.

Sejarah


Shinkansen dibuka pada 1 Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo. Jalur ini langsung sukses, melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani satu milyar penumpang pada 1976.
Pada mulanya Shinkanshen dari Tokyo ke Shin-Osaka (515,4km) memakan waktu kira-kira 4 jam. Pada 1992, Shinkanshen model baru 'Nazomi' yang dapat menghasilkan kecepatan 270 km/j telah menghasilkan perjalanan yang singkat. Rancangan penggunaan landasan kereta api linear motor car pada abad ke-21 yang akan datang ini diharapkan akan menambah kecepatan Shinkanshen.

Ketepatan Waktu


Pada 2003, JR Central melaporkan jadwal waktu rata-rata Shinkansen tepat dalam 0,1 menit atau 6 detik dari waktu yang telah dijadwalkan. Ini termasuk seluruh kesalahan alami dan manusia dan dihitung dari seluruh 160.000 perjalanan yang dijalani oleh Shinkansen. Rekor sebelumnya dari 1997 dan tercatat 0,3 menit atau 18 detik.

Daftar Jalur Shinkansen 


Jalur utama adalah:
  • Tokaido Shinkansen (Tokyo-Shin-Osaka)
  • Sanyo Shinkansen (Shin-Osaka-Hakata)
  • Tohoku Shinkansen (Tokyo-Shin-Aomori)
  • Joetsu Shinkansen (Omiya-Niigata)
  • Hokuriku Shinkansen atau Nagano Shinkansen (Takasaki-Nagano)
  • Kyushu Shinkansen (Hakata-Kagoshima-Chuo)

Dua jalur lebih jauh, dikenal sebagai Mini-Shinkansen (ミニ新幹線), juga beroperasi dengan meningkatkan jalur yang telah ada:
  • Yamagata Shinkansen (Fukushima-Shinjo)
  • Akita Shinkansen (Morioka-Akita)

Ada dua sepur standar (standard gauge) yang secara teknis tidak diklasifikasikan sebagai jalur Shinkansen namun dengan pelayanan Shinkansen:
  • Jalur Hakata Minami (Hakata-Hakata-Minami)
  • Jalur Gala-Yuzawa - secara teknis merupakan cabang dari Jalur Joetsu - (Echigo-Yuzawa-Gala-Yuzawa)

Jalur berikut masih dalam pengembangan:
  • perpanjangan Hokuriku Shinkansen (dalam konstruksi, Nagano-Kanazawa) (dalam pengembangan, Kanazawa-Osaka)
  • perpanjangan Kyushu Shinkansen (dalam konstruksi, Takeo-Onsen-Isahaya) (dalam pengembangan, Isahaya-Nagasaki)
  • Hokkaido Shinkansen (dalam konstruksi, Shin-Aomori-Shin-Hakodate) (dalam pengembangan, Shin-Hakodate-Sapporo
  • Chuo Shinkansen (maglev, dalam pengembangan, Tokyo-Osaka)

Kebanyakan jalur Shinkansen yang diusulkan pada saat masa-masa keemasan pada awal tahun 1970-an telah ditunda hingga waktu yang tidak diketahui pasti. Ini termasuk hubungan ke Shikoku oleh proyek jembatan Honshu-Shikoku, sebuah hubungan dari Shinjuku ke Omiya, dan rute yang mencakup seluruh pesisir Laut Jepang Honshu. Namun, hanya jalur Shinkansen Narita yang disingkirkan dari rencana secara resmi.
Sumber : id.wikipedia.org